-->

Cincopa Gallery

...
SP07h2xosbbkqVeFtGDx6IHrN3J20p9OptU54Mu3

HIDROLOGI: SIKLUS, PROSES, POLA HUJAN, EFEK, PENYEBAB, PENGAWETAN, PENAMPUNGAN

 HIDROLOGI

1. Siklus Hidrologi Umum

  • 97% air di bumi berada di lautan
  • 78% hujan global terjadi di lautan
  • 86% evaporasi global dari lautan
  • Lebih dari 90% air hujan di daratan Indonesia berasal dari lautan 

2. 3 Proses Hujan

  • Convective
  • Orographic
  • Convergence 

3. Pola Hujan Musiman Indonesia

  • Monsoonal
  • Pengaruhin ITCZ
  • Pengaruh SST: The Indonesia Throughflow 

4. Efek ENSO

El-Nino Southern Oscillation mempengaruhi pola hujan di Indonesia. (El-Nino = ENSO Index Merah; La-Nina berosilasi antara 2 sampai 7 tahun. Akan tetapi, beberapa dekade terakhir El-Nino lebih sering dan ekstrim. 

5. Indian Ocean Dipole (IOD)

IOD juga mempegaruhi pola hujan di Indonesia. Akan tetapi dengan siklus yang tidak menentu. Pada saat IOD negative, hujan di wilayah barat Indonesia akan meningkat. Dan sebaliknya. 

Kurva Intensitas – Durasi – Frekuensi

Kurva IDF
Desain pengelolaan air hujan memerlukan kurva IDF. Misal untuk desain saluran air hujan di wilayah pemukiman dipakai tinggi (I) dengan periode ulang hujan (PUH) (F) antara 2-15 tahun. Lamanya (D; waktu konsentrasi) air hujan untuk mencapai ujung saluran terjauh dari titik jatuhnya yang terjauh dihitung berdasarkan data lapangan.

6. Efek Pembangunan: Terhadap air Tanah

  • Rechager berkurang krena penutupan/perubahan kekedapan lahan à pengurangan kuantitas air tanah.
  • Penurunan kualitas air tanah akibat aktivitas perkotaan

7. Efek Pembangunan: Terhadap Saluran/Sungai

  • Perubahan geometri
  • Peningkatan erosi
  • Penurunan kualitas air
  • Degradasi struktur habitat dan keanekaragaman hayati

8. Efek Pembangunan: Banjir Limpahan

  • Banjir akibat debit > Kapasitas badan air penerima (Banjir 2 dan 10 tahunan)
  • Merusak property struktur

9. Efek Pembangunan: Daerah Rawan Banjir

  • Banjir 100 tahunan
  • Sangat potenseial mengakibatkan kerusakan dan kegilangan jiwa 

10. Penyebab Banjir

Daerah Banjir -> Rencana tata ruang

Pembangunan -> Peningkatan limpasan

Pengambilan air tanah -> Penurunan muka tanah

Perubahan iklim -> Perubahan pola hujan

Sampah -> Penyumbatan Daerah Aliran Sungai 

11. Air Tanah

  • 1.7% dari total air
  • 30.1% dari total air tawar
  • 46% air tanah bersifat tawar
  • 54% air tanah bersifat asin

12. Air tanah baik sebagai sumber air karena:

  • Sistem air tanah sudah menyediakan tampungan alami, sehingga tidak membutuhkan reservoir, dlsb.
  • Air tanah dapat langsung diakses, sehingga tidak memerlukan system perpipaan transmisi dan distribusi
  • Pada umumnya kualitas air tanah lebih baik dibandingkan air permukaan, sehingga pengolahan lebih mudah

 13. Sistem Air Tanah

Sistem Air Tanah


14. Inflitrasi dan Perkolasi

Inflitrasi dan Perkolasi


  • Inflitasi adalah proses meresapnya air kedalam tanah melalui permukaan tanah. Kebalikan: mata air, perembesan (seepage).
  • Perkolasi adalah pergerakan didalam tanah (unsaturated zone) hingga mencapai muka air tanah (water table)

15. Infiltrasi dipengaruhi oleh:

  • Karakteristik hujan dan genangan air
  • Karakteristik permukaan tanah
  • Tutupan Lahan
  • Karakteristik Tanah
  • Kandungan air danah sebelum hujan 

16. Perkolasi dipengaruhi oleh:

  • Karakteristik tanah
  • Kandungan air tanah

17. Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Wilayah Sungai (WS)

  • UU RI 7/2004 tentang Sumber Daya Air:
  • (Unit Pengelolaan)
  • Wilayah Sungai (WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2
  • WS dalam kota/kab oleh kota/kab; WS lintas kota/kab oleh prov; WS lintas prov, WS lintas negara, dan WS strategis nasional oleh pemerintah (nasional)
  • Daerah Aliran Sungai adalah kesatuan wilayah tangkapan hujan dimana aliran air permukaannya kelaur melalui satu outlet.

18. Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air

Pentingnya Air
  • Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air
  • Pengendalian pemanfaatan sumber air
  • Pengisian air pada sumber air
  • Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
  • Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air
  • Pengendalian pengelolaan tanah di daerah hulu
  • Pengaturan daerah sempadan sumber air
  • Rehabilitasi hutan dan lahan
  • Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestraian alam 

19. Pengawetan Air

Konservasi air
  • Menyimpan air yang berlebihan di saat hujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlukan
  • Mengehemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif
  • Mengendalikan penggunaan air tanah 
  • Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
  • Memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber daya air
  • Mencengah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air
  • Kenapa Konservasi Air Penting?
  • Air Tawar Langka dan Perlu Dijaga Ketersediaannya
  • Sumber daya yang bermanfaat untuk semua orang
  • Penghematan ekonomi karena konsumsi air berkurang = biaya air berkurang
  • Menjaga harga air tetap rendah karena tidak perlu peningkatan suplai dan prasarana dan sarananya yang mahal
  • Persiapan menghadapi kekeringan
  • Memenuhi peraturan Undang-Undang Republik Indonesia No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

 

5 Easy Water Saving Tips

Wash laundry & Dishes with full loads

Always turn off running water

Take shorter showers

Eliminate any and all leaks

Reduce the flow of toiltes & showerheads

 

20. Penampungan Air Hujan

 

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

21. Pengisian Air Tanah

 

Pengisian Air Tanah

22. Injeksi Air Tanah

Isu-isu dalam aplikasi injeksi air tanah antara lain:

  • Karakteristik fisik dan kimia air yang diijeksikan dan air tanah asli di akuifer beserta perubahannya.
  • Kondisi geologis
  • Kapasitas injeksi
  • Variasi kebutuhan air selama seminggu
  • Peraturan
  • Pembiayaan

23. Kategori Injeksi air tanah:

Artificial aquifer creation

Aquifer recharge

  • Pengambilan air tanah berlebihan
  • Driving head disebabkan pompa atau flooding

 Aquifer storage and recovery (ASR)

  • Menyimpan air hingga sangat dibuhkan
  • Penginjeksian dan pengambilan dititik yang sama
  • >70% Recovery

Aquifer reclamation              

  • Injeksi ke Aquifer yang terkontaminasi

24. Dampak Perubahan Non-Iklim

  • Peningkatatan limpasan air permukaan
  • Pengurangan kuantitas air tanah
  • Pengurangan debit sungai pada musim kering
  • Perubahan geometri sungai
  • Peningkatan erosi
  • Degradasi struktur habitat dan keanekaragaman hayati
  • Banjir limpahan akibat kapasitas saluran/sungai berlebihan
  • Daerah rawan banjir besar meluas
  • Penurunan kualitas air tanah dan air permukaan

BANJIR di musim hujan KERING di musim kering, KUALITAS kritis di musim KERING

25. Identifikasi Kerawanan Akibat Perubahan Iklam

  • Banjir semakin sering dan tinggi di musim hujan
  • Kekeringan semakin sering dan kering di musim kemarau
  • Kualitas air semakin menurun
  • Air yang dapat termanfaatkan akan berkunrang krena kuantitas dan kualitas yang menurun
  • Menurunnya utilitas infrastruktur sumber daya air akibat kuantitas dan terutama kualitas air yang menurun
  • Degradasi ekologis akibat kemampuan memperbaiki diri sendiri alam terganggu
  • Kemampuan adaptasi kurang (Data, Keaflian, Teknologi, Organisasi, Pendanaan dan Pengetahuan, Kesadaran serta peran serta masyrakat)
  • Sektor yang rawan adalah air minum dan sanitasi pengelolaan limbah cair, pertanian, energi, pariwisata dan olahraga air

26. Adapasi

Langkah Reaktif (structural & non-struktural)

  • System monitoring dan peringatan dini ENSI dan Indian Ocean Dipole
  • Aplikasi pembangunan berdampak rendah (Low Impact Development) karena kondisi hidrologis pra dan pasca pembangunan sama, pengelolaan mikro dan on-site. Untuk pembanugnan baru dan lama
  • Penampungan air (di tanah dan/atau structural) untuk menghadapi kekeringan
  • Perlidungan air tanah
  • Perlindungan air tanah
  • Perlidungan daerah tangkapan
  • Perbaikan Sistem Pengendalian banjir dan pengawasan kekeringan, termasuk system peringatan dini

 Langkah Antisipatif (Strukturan dan Non-Struktural)

  • Peningktan kemampuan adaptasi
  • Perubahan kebijakan tentang air (yang cost effective, intervensi pemerintah minimal, mendukung perkembangan teknologi( (prinsip: Internalisasi Eksternalitas, Polluter dan/atau Perusak Membayar, Water for Water)
  • Pengembangan dan penerapan pengelolaan penerapan system pengelolaan sumber daya air terpadu
  • Daur ulang dan hemat air, missal ecosanitation
  • Koservasi Wilayah tangkapan hujan dan wilayah lainnya

Related Posts
Ahmad Amiruddin
Saat ini mengambil jurusan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung. Seorang yang sangat menyukai membahas isu-isu yang ada di masyarakat utamanya mengenai masalah lingkungan. Selain mengenai lingkungan, juga tertarik dengan platform minyak dan gas, Desain serta Menulis. "VI VERI VENI VERSUM VIVUS VICI"

Related Posts

Posting Komentar