-->

Cincopa Gallery

...
SP07h2xosbbkqVeFtGDx6IHrN3J20p9OptU54Mu3

SUNGAI BERWARNA MERAH AKIBAT TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) DI RUSIA YANG BERPOTENSI MENCEMARI SAMUDRA

SUNGAI BERWARNA MERAH AKIBAT TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) DI RUSIA DAN BERPOTENSI MENCEMARI SAMUDERA

Sebanyak 21.000 metrik ton produk minyak telah bocor di pembangkit listrik industri Rusia ke sungai lingkaran artik pada 29 mei lalu. Hal ini menyebabkan Presiden Rusia Vladimir Putin mentakan keadaan darurat di wilayah sekitar Sungai Ambarnaya di Rusia Timur tersebut. 

Pemerintah setempat baru sadar telah terjadi tumpahan minyak dua hari kemudiam. Diperkirakan 16.500 metrik ton minyak mencemari sungai sementara 6500 metrik ton mengkontaminasi tanah. Tumpahan ini sangat jelas terlihat karena berwarna merah darah, kontras dengan warna disekitarnya.

Jenis produk minyak yang tumpah antara lain bahan bakar diesel dan pelumas. Hal ini disebabkan karena balok(penahan) tangka penyimpanan produk minyak tersebut tiba-tiba tenggelam.  Untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut, perusahaan bersangkutan memobilisasi 250 pekerja dan 72 peralatan berat. Per-3 juni kemarin telah dikumpulkan 262 metrik ton bahan bakar diesel disekitar pembakit listrik, 800 meter kubik tanah yang terkontaminasi serta 80 ton metrik bahan bakar dari Sungai Ambarnaya. Adapun metode yang digunakan yaitu penggunaan oil boom dikatakan gagal dalam mengatasi tumpahan minyak tersebut karena gagal menghentikan penyebaran minyak ke hilir sungai.

SUNGAI BERWARNA MERAH AKIBAT TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) DI RUSIA DAN BERPOTENSI MENCEMARI SAMUDERA

Hingga sat ini, perusahaan pembangkit listrik tersebut berjanji untuk membayar biaya pembersihan tumpahan yang hingga saat ini telah mengeluarkan sekitar $146  Juta (2,1 trilliun). Diperkirakan membutuhkan beberapa dekade agar kawasan tercemar tersebut dapat pulih kembali.

Tumpahan minyak ini mengingatkan kita dengan tumpahan minyak Exxon Valdez di Pangeran William Sound di Alaska menumpahkan 11 juta galon, atau sekitar 346.000 ton (314.000 metrik ton) minyak pada tahun 1989, sementara tumpahan minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko menumpahkan 200 juta galon, atau sekitar 6,3 juta ton (5,7 juta metrik ton) minyak pada tahun 2010.

Related Posts
Ahmad Amiruddin
Saat ini mengambil jurusan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung. Seorang yang sangat menyukai membahas isu-isu yang ada di masyarakat utamanya mengenai masalah lingkungan. Selain mengenai lingkungan, juga tertarik dengan platform minyak dan gas, Desain serta Menulis. "VI VERI VENI VERSUM VIVUS VICI"

Related Posts

Posting Komentar