-->

Cincopa Gallery

...
SP07h2xosbbkqVeFtGDx6IHrN3J20p9OptU54Mu3

KOMITMEN PENURUNAN CARBON FOOTPRINT: AKSI POLA HIDUP EKOSENTRISME

KOMITMEN PENURUNAN CARBON FOOTPRINT: AKSI POLA HIDUP EKOSENTRISMEKOMITMEN PENURUNAN CARBON FOOTPRINT: AKSI POLA HIDUP EKOSENTRISME

Bertambahnya hari, industrialisasi dimana-mana sangat memberikan dampak yang sangat merugikan terhadap lingkungan. Sadar maupun atau tidak telah menghasilkan bencana, hasil buah tangan manusia itu sendiri. Lingkungan dengan self purification-nya tidak dapat lagi menampung dan menetralkan dirinya sendiri akibat pencemaran yang sangat besar ini. Adapun isu yang menjadi perhatian saat ini adalah global warming (pemanasan global).

Penyebab utama pemanasan global adalah peristiwa efek rumah kaca, Dapat diilustrasikan seperti ketika berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir dibawah terik matahari. Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui kaca tetapi sebagian besar lainnya terperangkap didalam ruang mobil. Sehingga suhu didalam mobil lebih panas daripada diluarnya[1].

Gas CO2 merupakan gas paling berkontribusi penyebab efek rumah kaca didunia sehingga dijakikan indikator terjadinya pemanasan global. Karena konsentrasi CO2 diudara berbanding lurus dengan peningkatan temperatur permukaan bumi. Sejatinya, gas CO2 ini banyak dihasilkan oleh proses explorasi/penambangan dan industri, tetapi kebiasaan hidup manusia juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan CO2 di udara ini. karena itu, perlu dilakukan suatu terobosan untuk mengubah kebiasaan (habit) dari masyarakat.

Dengan menerapkan pola hidup ekosentrisme, yaitu cara pandang bahwa pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem secara keseluruhan[2]. Dimana kita sebagai manusia tidak semena-mena dalam merusak lingkungan dan memperhatikan kelangsungan hidup biotik dan abiotik. 

Dalam realisasinya perlu diketahui istilah Carbon footprint (Jejak Karbon) adalah jumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi[3]. Emisi karbon (CO2) yang dihasilkan berasal dari berbagai aktifitas sehari-hari seperti penyalaan lampu dan peralatan listrik, hingga pola makan. Cara menghitunganya yaitu melalui situs web penyedia Carbon Footprint Calculator seperti

http://www.iesr.or.id/kkv3/. Disitu kita akan mengisi form konsumsi listrik, sampah, dan transportasi kita perharinya. Setelah hasilnya keluar selanjut memberikan target pengurangan karbon dan berkomitmen untuk melakukannya. Jejak karbon ini penting diketahui untuk melihat seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh setiap aktivitas kita sehingga merasa memiliki tanggung jawab untuk mengurangi jejak karbonnya. Setelah berkomitmen, berikut cara efektif untuk mengurangi emisi karbon yang kita hasilkan.

a. Housing (Smart Home System)

Sebagai makhluk hidup lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, jadi sangat perlu untuk konsen terhadap hal yang menghasilkan karbon dalam rumah, seperti melakukan manajemen energy yang baik, penggunaan pendingin udara dan pemanas air untuk mandi harus dijadwalkan seefektif mungkin kapan digunakan dan dinonaktifkan. Selain itu memastikan alat rumah yang menggunakan energi dalam kondisi efisiensi yang baik seperti melakukan perawatan rutin, apabila alat yang digunakan tidak dalam keadaan yang optimal maka akan boros energi, menggunakan LED dalam pencahayaan. Dan memasang solar panel atau sumber energi terbarukan di rooftop rumah.

b. Transportation

Emisi karbon CO2 dapat dikurangi dengan menggunakan transportasi umum untuk jarak yang jauh, bersepeda untuk menjaga kebugaran apabila tidak terlalu jauh, dan berjalan kaki apabila lokasi yang ingin dituju dekat.

c. Reduce Waste

Sampah bagi beberapa mindset masyarakat tidak menghasilkan karbon, padahal faktanya, sampah menghasilkan karbon yang cukup besar dihasilkan pada saat produksi, transportasi, hingga proses penghancuran sampah tersebut. Sehingga perlu bijak dalam menghasilkan sampah, dan menggunakan barang reusable seperti tote bag, tumbler, dll. Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam menghadapi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dimana CO2 merupakan indikator dapat diatasi. Dengan melakukan perubahan pola pikir dan hidup masyarakat menjadi pola hidup ekosentrisme akan mengurangi produksi karbonnya dimulai dari hal kecil. seperti mengurangi produksi sampah, mematikan lampu, bersepeda, hingga memanjamen listrik dirumah.

Related Posts
Ahmad Amiruddin
Saat ini mengambil jurusan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung. Seorang yang sangat menyukai membahas isu-isu yang ada di masyarakat utamanya mengenai masalah lingkungan. Selain mengenai lingkungan, juga tertarik dengan platform minyak dan gas, Desain serta Menulis. "VI VERI VENI VERSUM VIVUS VICI"

Related Posts

Posting Komentar